“Esma, do you wanna build a snowman?”

Sekarang sudah memasuki pertengahan bulan Maret. Awal bulan bagi musim paling cantik, ilkbahar, si musim semi. Ketika bunga-bunga kembali bermekaran, daun-daun kembali tumbuh, dan tempat-tempat jadi lebih berwarna. Tapi hawa masih lumayan dingin untuk keluar rumah dengan pakaian tipis. Masih harus mengenakan jaket jika tidak ingin kedinginan. Aku tidak tahu bagaimana musim semi seharusnya. Tapi orang-orang bilang, suhu udara akan semakin hangat di akhir bulan Maret. Hmm, menyenangkan sekali mengikuti pergantian musim-musim luar biasa ini.

Musim ketika kami pertama kali datang adalah musim gugur. Suhu udara tidak terlalu dingin saat itu. Masih memungkinkan untuk keluar rumah tanpa jaket atau pakaian tebal. Daun-daun kemerahan mulai berguguran. Begitu cantik. Selama musim gugur, seringkali turun hujan. Dan kami benar-benar tidak sabar menanti musim dingin ketika keajaiban cantik turun dari langit.

Musim gugur berlangsung pada bulan September-November yang berlanjut dengan musim dingin pada bulan Desember-Februari. Kami sudah membekali diri dengan membeli jaket tebal musim dingin, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki yang lebih banyak dan tebal. Dört gözle kışı bekliyorduk. Kami benar-benar tidak sabar menunggu musim dingin. Menunggu salju yang akan jadi salju pertama dari beberapa di antara kami, termasuk aku.

Bulan Desember hampir berlalu tapi salju belum juga turun. Suhu begitu dingin sehingga kami bisa mengeluarkan asap ketika bernapas atau berbicara. Kami jadi begitu norak ketika terus sengaja mengeluarkan asap dri mulut. Mereka yang melihat kami ada yang tertawa. Bagi orang-orang Turki, hal ini memang sudah biasa. Tp bagi kami, ini adalah sesuatu yang baru. You’re smoking without cigarettes. How cool it is!

Sehari sebelum salju pertama tahun ini turun adalah hari acara bedah buku Api Tauhid bersama Kang Abik. Hari itu, suhu dingin sudah mencapai 4 derajat dengan real feel dibawah itu. Sore hari dikeesokan harinya, saat kami baru pulang dari TÖMER(belajar bahasa Turki), butir-butir kecil indah menakjubkan itu mulai turun dari langit. Indah sekali. Aku dan teman-teman yang lain benar-benar excited dengan salju pertama ini. Saljunya masih berbentuk es kecil-kecil tapi kami sudah sangat bahagia sore itu. Esok paginya, aku dan seorang teman bermain dengan salju yang masih sangat tipis. Terlihat sekali norak-nya orang tropis ini 😛

image

Ketika musim dingin, perbedaan waktu Turki-Indonesia bertambah menjadi 5 jam. Malam hari lebih panjang. Pukul 7 pagi masih terasa seperti pukul 5 pagi. Dan pukul 5 sore, matahari sudah tenggelam. Tapi sekarang, waktu malam sudah tidak sepanjang itu.

Salju tidak hanya turun satu kali disini. Dia turun berkali-kali. 3 hari menghilang, selang beberapa minggu, turun lagi. Kira-kira salju turun 3-4 kali kali ini. Dan yang paling parah adalah badai salju di bulan Februari kemarin. Seluruh sekolah dan kantor diliburkan. Jalanan banyak yang tertutup salju. Atap rumah, mobil-mobil, pinggir jalan, halaman rumah, dan setiap tempat tertutup salju. Terlihat cantik sekali sebenarnya. Tapi suhu udara benar-benar dingin.

Abiku ikut bahagia melihat foto-fotoku ketika salju turun. Abi merasa tidak percaya dan teman-teman di media sosial juga ikut merasa senang. Banyak dari mereka yang berharap bisa melihat salju secara langsung. Pd winter kali ini, aku sudah sering bermain kartopu (bola salju) yg ternyata lumayan sakit kalau dilempar ke badan, berfoto bersama manusia salju buatan orang lain 😛 , membuat salju berbentuk hati dan huruf inisial A, dan termasuk menggigil kedinginan ketika harus berjalan dri TÖMER sampai durak bis.

Banyak dri temanku yang jadi tidak menyukai salju dan musim dingin setelah tahu kalau suhu terasa begitu dingin. Mereka tidak mau saat kuajak keluar asrama untuk bermain salju atau membuat snowman kecil. Memang begitu dingin dengan real feel mencapai -9 derajat dan bahkan -14 derajat. Whuffh..

Tapi aku tetap menyukai musim dingin dan akan menunggu kedatangannya lagi tahun ini. Aku masih suka salju walau tidak tahan dengan dingin udaranya. Bayangkan ketika harus berwudhu dengan air dingin karena air panas sedang tidak ada. Setiap kali dari luar ruangan, wajah terasa beku, cairan menetes dari hidung. Untungnya aku tidak pernah mimisan di musim dingin kemarin. Hanya beberapa kali jatuh sakit dan harus izin pelajaran.

Suasana di musim dingin pertamaku akan tetap aku ingat sampai musim dinginku yang keberapapun. Ketika pertama kali menyentuh salju, menyaksikannya turun dengan indahnya lewat jendela besar kamar, berjalan perlahan di atas salju yang mencair, bermain di atas salju yang bertumpuk, berkali-kali menyeka hidung yang basah, dan berbicara sambil mengeluarkan asap. Ada lebih banyak lagi hal yang akan aku rindukan dari musim dingin. Terutama salju, dan burung-burung yang banyak terbang dan berkumpul di dekat pelabuhan. Aku berpikir mungkin semua burung bermigrasi kesana :P. Karena ada banyak sekali burung. Cantik sekali ketika mereka terbang di sekitar kapal yang bergerak. Lemparkan saja potongan kecil roti atau simit, mereka akan mendekat. Tapi tetaplah harus hati-hati. They could bite you.

Ini adalah rumah keduaku. Dimana aku belajar banyak hal baru. Aku tidak pernah menyesal ketika akhirnya mimpiku berlanjut kesini. Karena setelah bersama keluarga di rumah, kebahagiaanku ada disini :).

image

Esma, İstanbul

2 thoughts on ““Esma, do you wanna build a snowman?”

Add yours

  1. I really admired to you, the person who left Indonesia and go to turkey for continuing your studies. I hope too, I can get that, like you. May Allah S.W.T blessing you in every step you’ll and you’ve take.
    Let me introduce my self, I’m gibran, lawstudent in one of state university in our Indonesia, now i am at 3rd grade, and Insya Allah in the next 4 chapter (its mean next 2 year) I’ll graduate. So back to my earlier words, I really really want to take the master degree in turkey.
    A few days ago, I have shared my hope with an abroad student like yo, but she is in izmir, so there is a little bit dissapointed for me, because the city that I want to live in is your greatful Constantinopel as known as Istanbul.
    So that, if you have a time and if you dont mind to share a much thing to a silly man like me, I do respect. Thanks before

    Liked by 1 person

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑