Belajar (Tidak Perlu Kelas)

Sudah lebih dari sebulan kurasa. Aku rindu menulis, maksudku mengetik. Menumpahkan isi kepalaku ke dalam sebuah kertas visual kosong. Ada kesenangan tersendiri melihat kata demi kata membentuk paragraf tersusun di atasnya. Lebih menyenangkan lagi ketika tahu kalau hasilnya akan bermanfaat bagi orang banyak nantinya.

Angin musim dingin sudah lama hadir, bertiup kesana-kemari menggoyangkan dedaunan kuning dan kuning pepohonan. Daun-daun berguguran lagi, jatuh ke tanah dan jalanan, membuat pekerjaan penyapu jalan semakin tidak selesai. Orang-orang sudah kembali mengenakan pakaian musim dingin yang sebelumnya diletakkan di bagian lemari paling bawah. Berganti, pakaian tipis yang kini harus menunggu gilirannya setelah enam bulan berikutnya.

***

Hampir satu bulan yang lalu, kami beberapa pelajar Indonesia yang juga adalah anggota Badan Penyelenggara Harian Perhimpunan Pelajar Indonesia di Istanbul (BPH PPI Istanbul) telah mengadakan sebuah acara besar macam konferansi disini. Acaranya membawa tema yang sudah banyak diperbincangkan dalam forum-forum besar di dunia, “Youth Empowerment and Entrepreneurship“. Acara ini menggunakan bahasa Inggris secara penuh karena sasarannya adalah pelajar internasional di Turki, dan bahkan Indonesia.

Acaranya diadakan pada tanggal 31 Oktober 2015. Tepat sembilan hari sebelum hari pertama Ujian Tengah Semester.  Jadi setelah selesai acara, istirahat, buku dan kertas-kertas catatan pula yang mengantri minta dibaca. Bertumpuk disamping bantal diatas tempat tidur.

Jurusanku menggunakan Bahasa Turki seutuhnya. No English. Apalagi, dari 120 murid di kelas, hanya ada sekitar tujuh sampai sepuluh orang asing di kelas. Tetap saja kami adalah minoritas. Dan sayangnya, sedikit sekali yang peduli dengan keberadaan kami yang kemampuan berbahasa Turkinya belum bisa ikut bersaing dengan mereka. Pekerjaan sebagai panitia selesai, hari-hari berikutnya, aku jadi seseorang yang semakin lengket dengan buku dan laptop. Membaca dua baris kalimat saja kadang perlu berkali-kali melongok ke kamus digital.

Memang tidak gampang, Guys. Tapi kami, aku dan teman-teman sesama orang asing, percaya kalau hambatan kami hanyalah bahasa. Kami mengerti apa yang guru sampaikan, hanya bingung bagaimana menyampaikannya dengan bahasa Turki karena belum tentu profesor mengizinkan untuk menjawab dengan bahasa Inggris.

Dan begitulah hari-hari berlalu sampai pada ujian hari terakhir. Ada tujuh mata kuliah dalam sebelas hari ujian. Selama itu, tidak sabar sekali rasanya pergi keluar dan jalan-jalan dengan santai. Tidak harus memenuhi kepala dengan permasalahan persiapan ujian.

Jangan tanya soal hasil. Yang terpenting itu, kan, usahanya. Walaupun dalam hal ini, hasil juga penting 😦 . Tapi terus mengkhawatirkan hasil hanya akan membebani pikiran. Yang penting usaha sudah maksimal, berdoa juga tidak pernah absen. Tinggallah nanti hasilnya diterima dengan penerimaan terbaik (sok bijak kali aku).

Dimanapun belajarnya, pasti akan menemukan masa-masa sulit. Entah itu di Indonesia, disini, atau di tempat-tempat lain di dunia. Itu sebuah ujian mainstream kita sebagai pelajar. Ingin sukses? Belajar dengan serius. Jangan berharap hasil terbaik dengan hanya leha-leha di kamar atau hang out terus-terusan dengan teman-teman. Jangan tawakkal (berserah diri kepada Allah) sebelum ikhtiyar (berusaha), betul?.

Jadi, ujianku selesai minggu kemarin, tanggal 20 November. Ujian pertama yang benar-benar menguras tenaga. Tapi insya Allah, ujian selanjutnya akan lebih baik. Aamiin.

Ujian selesai, pikiran sudah lebih tenang. Soal hasil? tidak usah dipikirkan. Kasihan, kan, otak kalo hal-hal berat melulu yang berputar di dalamnya. Sepulang ujian, kembali ke asrama, aku langsung menhabiskan waktu menonton video di YouTube. Tapi …

Aku pulang ujian pukul sebelas siang. Tiba di asrama pukul dua belas. Sedikit bersantai di kamar dengan pikiran ‘merdeka’. Tapi, pukul lima sore, sudah ada lagi rapat panitia Sidang Umum PPI Istanbul. Wah, wah, aku benar-benar seorang mahasiswa sekarang, batinku. Selesai satu pekerjaan, menunggu pekerjaan yang lain.

Dan bukan hanya satu acara, aku jadi panitia dari tiga acara sekaligus dalam rentan waktu tiga pekan. Mana pula kelas sudah dimulai lagi. Jadilah mengantri, pekerjaan sebagai panitia dan membaca buku sebagai pelajar-ku. Kata-kata apa lagi yang bisa aku gunakan untuk menggambarkan kesibukan ini? 😛

Asma pasti sibuk banget itu

Memang (tsaah). Fisikku sering kelelahan. Protes minta istirahat dan tidur yang cukup. Tapi aku suka dengan kesibukan ini. Toh aku bekerja dengan orang-orang terdekat. Bekerja sambil bercanda dan melempar lelucon membuat pekerjaan jadi jauh lebih ringan. Dan lagipula, aku bukannya sibuk untuk kesia-siaan. Aku sibuk untuk jadi bermanfaat, dan belajar hal-hal baru dalam waktu yang sama. Dan itu menyenangkan sekali.

Jadi, intinya, tulisan kali ini mengajak kamu untuk terus bersemangat dalam tiap kesibukan kamu. Berbanggalah kalau kamu masih ada banyak orang yang mengandalkan kamu. Berbanggalah karena kamu bisa bermanfaat. Nikmati semuanya dengan senyuman, bekerja dengan ikhlas. Dan juga, jangan lupa untuk terus berdoa agar pekerjaan yang kamu lakukan mendapat ridho dan diberkahi oleh Allah. 🙂 🙂

Istanbul, 24 November 2015 (13.24)

 

PS: Jangan lupa tinggalkan komentar dan jangan segan untuk bertanya soal apapun. Aku akan jawab sebisaku. Dan kalau pertanyaannya menarik, insya Allah akan dijadikan inspirasi postingan berikutnya 😉

 

6 thoughts on “Belajar (Tidak Perlu Kelas)

Add yours

    1. hehehe iya kadang suka cape sendiri kalau sudah kelewat sibuk mas. tapi dinikmatin aja. aamiin aamiin semoga statement itu bener adanya dan juga berlaku buat saya hehe. makasih sudah berkunjung ya mas. ditunggu masukannya 🙂

      Like

  1. Assalamualaikum mba asma, saya garran. Saya sudah lulus s1 komunikasi peminatan jurnalistik th 2011. 2 tahun belakangan mimpi untuk dapat melanjutkan kuliah di turki kembali memuncah 🙂 , melihat postingan anda sangat menginspirasi. Apakah boleh saya tau alamat email mba asma, banyak pertanyaan yg ingin saya sampaikan berkaitan kuliah diturki.jika anda berkenan.terima kasih

    Like

    1. waalaikumsalam mas garran. panggilnya asma aja ya hehe karena saya lebih muda.
      boleh hubungin email saya ashanifahmad@gmail.com atau id line saya ashanifahmad yg memang sering saya pakai buat menjawab pertanyaan teman-teman. terima kasih sudah berkunjung ya mas garran :)). ditunggu masukannya

      Like

Leave a comment

Website Powered by WordPress.com.

Up ↑